300x250 AD TOP

Senin, 25 April 2016

Tagged under:

Six Sigma



NPM : 16114979

Six Sigma adalah alat manajemen yang diciptakan untuk menggantikan total quality manajemen. Six sigma juga disebut sebagai system komprehensif yang maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu dan alat untuk mencapai dan mendukung kesuksesan berbisnis.

Six Sigma sebagai alat ukur
Six sigma adalah alat ukur untuk mengetahui kinerja mana yang lebih baik diantara dua proses atau lebih yang berbeda.. ketika anda menghasilkan produk, semakin sedikit produk cacat yang anda buat maka sigma levelnya akan semakin tinggi.
Sigma    Cacat dalam Prosentase                cacat dalam sejuta kesempatan
1                              69%                                                   691,462
2                              31%                                                   308,538
3                              6.7%                                                   66,807
4                              0.62%                                                    6,210
5                              0.023%                                                    233
6                              0.00034%                                                   3.4

Six Sigma sebagai metodologi
Six sigma menyediakan metodologi yang dikenal dengan sebutan DMAIC. Maksud dari DMAIC adalah :
D = Define, adalah memvalidasi masalah
M = Measure, adalah mengukur masalah
A = Analyze, adalah mencari akar masalah
I = Improve, adalah menentukan prioritas dan mengimplementasikan solusi dari masalah yang tervalidasi
C = Control, adalah menjaga agar solusi yang sudah di implementasikan berjalan dengan baik agar permasalahan yang lama tidak muncul kembali.

Six Sigma sebagai Sistem Manajemen
Six Sigma dalam konteks system manajemen berfokus pada 4 area, yaitu :
  • Memahami siapa pelanggan dan kebutuhannya
  • Menyelaraskan strategi dan proses inti dalam memenuhi kebutuhan
  • menggunakan detail dari analisa data untuk memahami dan meminimalisir variasi pada proses inti
  • infrastruktur yang kuat untuk menjamin jalannya aktifitas perbaikan dalam organisasi dapat melaju bebas hambatan
Satu kunci dari inovasi Six Sigma mencakup profesionalitas dari quality management function. Sebelum kemunculan Six Sigma, quality management pada penerapannya terdegradasi secara besar-besaran ke arah produksi dan ahli statistic dalam quality department yang terpisah. Program Six Sigma yang resmi mengadaptasikan terminologi ranking (mirip seperti beberapa sistem bela diri) untuk menentukan hierarki (dan jalur karir) yang melibatkan semua lini bisnis.
Six Sigma mengidentifikasikan beberapa peranan untuk mencapai implementasi yang sukses.

  • Executive Leadership, melibatkan CEO dan anggota lain dari managemen tingkat atas. Mereka bertanggung jawab untuk mengatur visi dari implementasi Six Sigma. Mereka juga memberdayakan pemegang peranan lain dengan kebebasan dan sumber daya untuk mengeksplorasi ide-ide baru agar improvement tercipta secara menyeluruh
  • Champions, bertanggung jawab atas implementasi Six Sigma di seluruh organisasi dengan cara yang terintegrasi. Executive Leadership memberikan gambaran kepada champions dari atas manajemen. Champions juga berperan sebagai mentor dari Black Belts.
  • Master Black Belts, diidentifikasi oleh champions, berperan sebagai pelatih in-house di Six Sigma. Mereka menyediakan 100% waktunya untuk Six Sigma. Mereka membantu champions dan membimbing Black Belts serta Green Belts. Disamping tugas yang terkait dengan statistik, mereka menghabiskan waktu mereka untuk memastikan aplikasi yang konsisten dari Six Sigma secara menyeluruh di berbagai function dan departemen.
  • Black Belts,  bekerja di bawah Master Black Belts untuk mengaplikasikan metodologi Six Sigma pada proyek spesifik.
  • Green Belts, karyawan yang melakukan implementasi Six Sigma di seluruh tugas yang berada dalam tanggung jawab mereka.
Design For Six Sigma (DFSS) adalah sebuah metodologi manajemen bisnis proses yang berhubungan dengan Six Sigma tradisional. DFSS memiliki tujuan untuk menentukan kebutuhan dari customer dan bisnis serta mengarahkan kebutuhan tersebut ke dalam produk sehingga terciptalah suatu solusi.
DFSS ini juga terkadang sering disamakan dengan DMADV (Define Measure Analyze Design Verify). Berbeda dengan DMAIC (Define Analyze Improve Control) Six Sigma tradisional, DFSS atau DMADV berjuang untuk menghasilkan sebuah proses yang sebelumnya tidak ada atau ketika suatu proses yang sudah ada dianggap tidak memadai dan harus diganti.
urutan yang tepat agar DFSS dapat terlaksana dengan baik? Mari kita bahas satu per satu.
  1. New product introduction, mencakup pemilihan dari konsep bisnis untuk memenuhi kebutuhan baru
  2. Define, permulaan dari project DFSS secara nyata
  3. Customer, tahap dimana customer telah diidentifikasi secara maksimal dan kebutuhan mereka telah dianalisa.
  4. Concept, tim mengambil konsep yang disediakan oleh bisnis untuk produk atau service baru dan memulai untuk menyempurnakan konsep untuk ‘paper design’ yang digunakan.
  5. Design, tim menyerahkan desain mentah dan para desainer menyempurnakan pekerjaan tersebut menggunakan semua CTP sebagai petunjuk dan evaluator untuk memastikan desain tersebut sempurna
  6. Implement, mencakup piloting dan refining
  7. Handover, setelah diimplementasikan secara penuh, maka produk atau service dan proses pendukung dapat diserahkan kepada pemilik proses yang baru.
referensi : sixsigmaindonesia.com/

0 komentar:

Posting Komentar